BeritaBalap.com-Ada wacana yang diutarakan oleh Carlos Ezpeleta selaku direktur olahraga MotoGP untuk mengaktifkan hak konsesi atau semacam hak keringanan dalam berbagai hal, untuk pabrikan Honda dan Yamaha musim depan. Maksudnya hak keringanan diantaranya, jumlah pengujian yang lebih lama, jumlah mesin yang boleh dipakai dalam 1 tahun juga lebih banyak, jumlah wildcard dalam setahun dan lain-lain.
BACA (JUGA) : Bos Tim LCR Honda Akui Jujur Dikontak KTM Untuk Pindah 2024, Apa Jawabannya ?
Padahal ini tidak boleh berlaku jika mereka sudah pernah meraih podium. Dalam konteks ini, Honda dan Yamaha sudah pula meraihnya dalam musim MotoGP 2023 ini.
Pada intinya, Dorna Sports tidak ingin kehilangan Honda dan Yamaha yang memang sering kalah dari motor-motor pabrikan Eropa (Ducati, KTM dan Aprilia). Jadi sengaja dipaksakan Hak Konsesi agar segi riset dapat lebih optimal dan akhirnya mampu menciptakan motor yang dapat bersaing.
BACA (JUGA) : Bos Tim LCR Honda Sebut Alex Rins Sudah Terima Tawaran Yamaha, Siapa Gantinya ?
Nah, disebut oleh bos besar KTM, bahwa jika ini dipaksakan, maka menjadi semacam sebuah penghinaan dimana merendahkan pabrikan Jepang dan kemudian memaksakan apa yang tidak diperbolehkan sebelumnya. Faktanya memang pabrikan Eropa pernah mengalaminya ketika konsesi pertama dihadirkan sejak 2014.
“Konsesi itu bukanlah pendekatan yang tepat, “ujar Stefan Pierer, CEO Pierer Group yang memegang kendali atas merek KTM, GasGas dan Husqvarna.
“Orang Jepang juga tidak menginginkan itu, karena proses seperti itu sama saja dengan penghinaan. Hal seperti itu melukai harga diri orang Jepang, jangan lakukan itu. Tapi kita bisa membayangkan konsesi lain. Misalnya, lebih banyak hari dalam pengujian sehingga mereka mengejar lebih dekat ke puncak lagi, ”tambah Stefan Pierer yang dilansir dari Speedweek.
BACA (JUGA) : Bos Besar KTM Sebut Marc Marquez Tidak Cocok Dengan Mereka, Apa Alasannya ?
Catatan penting yang diutarakan Stefan Pierer, bahwa ia ataupun mungkin yang lain, tidak ingin kehilangan 2 pabrikan Jepang tersebut. Kompetisi menjadi kurang seru. Terlebih setelah kepergian Suzuki yang mundur akhir tahun 2022 kemarin.
“Saya pikir diskusi tentang peraturan saat ini masuk akal. Sekarang kami menunggu dan melihat apa yang akan keluar. Penting bagi kami untuk mempertahankan dua pabrikan Jepang di kejuaraan, “tukas Stefan Pierer. BB1