BeritaBalap.com-Kontroversi hukuman long lap penalty yang harus dijalani Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) dalam seri ke-12 MotoGP Silverstone nanti (7 Agustus) makin panas. Intinya dianggap tidak adil dan tidak konsisten.
BACA (JUGA) : Alex Marquez Ungkap Respon MM93 Saat Tahu Keputusannya Pindah Ducati
Kali ini giliran bos tim Yamaha Lin Jarvis yang komentar. Pedas sekali pernyataannya yang tertuju pada panel Juri FIM. Menurut Lin Jarvis idealnya panel Juri FIM itu menghukum sebuah kejadian berdasarkan tingkat keparahan yang terjadi diantara pembalap yang terlibat crash.
Alhasil, menjadi lebih logis dan obyektif. Bukan subyektif. Tentu saja, hukuman atas Quartararo yang notabene tidak membuat pembalap cedera dan Aleix Espargaro tetap saja balapan, ini dibandingkan dengan manuver Takaaki Nakagami (LCR Honda) yang menyebabkan Bagnaia ‘Pecco’ dan Alex Rins tidak melanjutkan race. Termasuk menyebabkan Rins cedera patah pada jarinya. Namun Nakagami lolos. Tidak terjerat hukuman. Ini yang diklaim tidak adil.
BACA (JUGA) : Tinggal LCR Honda Dan RNF Aprilia ? Ini Formasi Tim Pabrikan Dan Pelanggan 2023
“Fabio Quartararo, tim Monster Energy Yamaha MotoGP dan Yamaha selalu berjuang untuk keadilan dan sportivitas di MotoGP. Kami kecewa melihat ketidaksetaraan hukuman yang diterapkan oleh panel Stewards FIM MotoGP. Tim Monster Energy Yamaha MotoGP tidak setuju dengan keputusan panel Stewards FIM MotoGP hari Minggu, ”tegas Lin Jarvis selaku CEO Yamaha Motor Racing.
“Quartararo mengaku melakukan kesalahan pada tikungan 5 MotoGP di Sirkuit Assen pada lap ke-5, Monster Energy Yamaha MotoGP menganggapnya sebagai kecelakaan balapan. Quartararo memiliki reputasi sebagai pembalap yang bersih tanpa kecelakaan sebelumnya. Itu adalah kesalahan yang jujur tanpa niat buruk ”.
BACA (JUGA) : Quartararo Sindir Kerja Juri MotoGP, Dia Dihukum Tapi Yang Lebih Berbahaya Tidak
“Tetapi tingkat keparahan dampaknya hanyalah sebuah dugaan. Monster Energy Yamaha MotoGP percaya bahwa panel FIM MotoGP Stewards mengukur tingkat keparahan kecelakaan balapan dengan standar subjektif dan itu tidak konsisten, “tambah Lin Jarvis yang dilansir dari Corsedimoto. BB1