BeritaBalap.com-Pembalap Moto2, Luca Marini mengaku tidak serta-merta langsung pindah MotoGP jika ia dapat meraih juara dunia Moto2 musim 2019 ini. Tidak segampang itu. Banyak hal yang dipertimbangkan, misal soal tim yang potensial, kesiapan mental dan lama kontrak. Intinya, saudara tiri dari Valentino Rossi ini tidak mau terburu-buru.
Bahkan ia menyebut Johann Zarco adalah yang patut dicontoh karena memilih bertahan dulu di Moto2 hingga meraih jawara dunia Moto2 dalam 2 tahun (2015-2016).
“Hasil yang saya dapatkan pada akhir tahun tidak bersifat mutlak. Tentu saja, tujuan saya adalah untuk menang, tetapi ini adalah tujuan semua orang. Tetapi tidak seperti, misal saya menjadi juara dunia, saya dipaksa untuk pergi ke MotoGP, “tegas Luca Marini yang mengusung tim SKY Racing Team VR46.
“Kami harus terus mengamati situasi dengan kontrak di MotoGP, mayoritas untuk dua tahun dan hanya ada beberapa rider pada kesepakatan satu tahun. Kami harus menunggu kesempatan yang tepat. Kita akan melihat apa yang terjadi tahun depan, tetapi saya tidak terburu-buru untuk sampai ke MotoGP, “tambah Luca Marini yang berusia 21 tahun dan tahun ini akan berduet dengan Nicolo Bulega (19 tahun).
Lebih lanjut, Marini juga tidak mau mengalami hal yang dialami oleh Franco Morbidelli di tahun 2018 bersama tim Marc VDS Honda. Morbidelli mengalami situasi yang sulit dengan tim dan motornya.
“Saya pikir, terutama di MotoGP modern, sangat penting untuk sampai pada tim yang berada pada level kompetitif dan tidak berisiko merusak karier anda, “ucap Marini.
“Sebagai contoh, tahun lalu Morbidelli mendapati dirinya berada di atas motor yang tidak sesuai dengan bakatnya dan karena itu ia harus mengambil banyak risiko, ia bahkan mencederai dirinya sendiri untuk menebus kekurangan pada motor. Dengan menaruh rasa hormat, saya tidak ingin menemukan diri saya dalam situasi itu. Saya lebih suka tinggal di Moto2 dan menang, “tambah Marini. BB1