Beritabalap.com-Pasukan Fast Tech yang bermarkas di Sleman Yogyakarta sedikit tersenyum. Ibarat kata senyum simpul, bukan tertawa lebar dan lepas. Yap, pasukan yang dikomandoi Slamet Suroto, akrab disapa Pak Totok ini mengaku mendapat support dari pabrikan Astra Honda Motor (AHM). Tapi, apa hubungannya dengan senyum simpul tersebut tadi ?
Jadi untuk operasional tim, akan mendapat dukungan dana untuk per-event. Tidak dengan tradisi sekaligus buat setahun. Boleh jadi karena memang kondisi di lapangan yang rada terlambat. Paham ya ! Makanya sekarang pakai nama Honda Fast Tech B-Pazz.
“Alhamdulillah, Mas. Kita mendapat support. Keputusannya sekitar akhir Mei lalu. Lumayan untuk membantu biaya balap. Faktanya memang kita terlambat dalam membentuk tim ini, Tetapi kita tetap semangat dan mensyukurinya, “terang Pak Totok yang dulunya komandan Astra Motor Racing Team Yogyakarta, populer disebut ART Jogja.
Nah, di Kejurnas Motoprix 2018 region II (Jawa) di Malang, Minggu kemarin (29 Juli), salah satu ridernya, yaitu Evan Satria merebut podium runner-up kelas pembinaan pemula B MP6 (125 cc) yang ramai diikuti 24 starter. Jadi yang terbaik diantara cukup banyaknya tim-tim Honda. Posisi 1 dan 3 nya milik Yamaha. So, ini menjadi catatan penting karena mengacu langsung data hasil balap.
Di tengah mendadaknya eksistensi tim di musim balap 2018, lanjut di tengah suasana yang pada awalnya tidak kondusif, namun dapat segera menemukan solusi, menata internal tim dan sponsor baru hingga secara berlahan dapat membuktikan prestasinya. Termasuk kerja profesional dari awak Fast Tech dengan ujung-tombak Anto Fast Tech selaku mekanik. Ibarat kata dalam berlari, awalnya ngos-ngosan, kemudian mendapat kembali nafas segar. Semoga makin menyegarkan ya.
“Harapan kedepan 2019, kita dapat lebih siap dalam manajemen tim. Butuh perjuangan lagi untuk memulai sebuah kesolidan tim dan ini harus sejak awal. Tidak bisa dadakan pada akhir tahun atau awal tahun setelahnya. Terlebih soal pengajuan ke sponsor,, “tambah Pak Totok yang memang pemain senior balap nasional karena sudah eksis sejak tahun 2000-an. Itu saat mengawal keponakannya yang juga rider nasional, Arya Dwi Mahendra.
Anyway, banyak yang menyebut Pak Totok ini ahlinya manajemen tim balap. Bukan soal meeting dan evaluasi yang kerap dilakukannya setelah balapan. Namun hasil akhir juga terbukti nyata. Semua kru punya job-description yang jelas dan tegas. Kondisi internal tim membuat pembalap yang sebelumnya tidak memiliki prestasi, namun kemudian termotivasi untuk menghasilkan podium. Oke, selamat berjuang ya ! BB1