BeritaBalap.com – Sejak musim 2016, Magneti Marelli menjadi ECU standar yang digunakan di MotoGP. Artinya seluruh motor menggunakan ECU yang sama. Sayangnya justru sejak era Magneti Marelli itulah Yamaha kelimpungan.
Dengan terang-terangan Lin Jarvis, Managing Director Yamaha Motor Racing menuding Magneti Marelli lah biang jebloknya performa M1 selama 4 tahun belakangan. Mulai musim 2012 sampai 2015 Yamaha sudah memenangi 30 seri, namun setelah 2016 hanya 13 seri saja.
BACA (JUGA) : Bos Tim Aprilia Ungkap RS-GP 2020 Yang Dibawa Pertama Saat Tes Sepang Nanti
“Sampai tahun 2016, performa motor kami sangat baik. Kami mulai kehilangan performa dan menderita setelah pergantian ECU ini. Pengembangan kami pun menjadi salah arah, sehingga Yamaha harus bekerja keras untuk kembali ke jalur yang benar,” jelas Lin Jarvis.
Disaat Yamaha babak belur sejak musim 2016, rival M1 justru tersenyum. Honda dan Ducati cepat tanggap dengan regulasi baru single ECU supplier, sehingga sangat cepat beradaptasi. Apalagi Ducati yang notabene sudah memakai Magneti Marelli sejak masuk MotoGP.
BACA (JUGA) : Ini Jadual Launching Tim-Tim MotoGP, Repsol Honda Di Jakarta Tanggal…
Honda melangkah cepat karena mampu mendapatkan desainer ECU MotoGP untuk bergabung dengan HRC menukangi elektronik RC213V, sementara Yamaha sangat lambat berbenah.
Baru musim 2020 nanti Yamaha akan mendapat insinyur elektronik Magneti Marelli yang sebelumnya bekerja bersama Pramac Racing.
BACA (JUGA) : Yamaha Akui Salah Riset Selama 4 Tahun, Kok Bisa?
“Honda mendapat Filippo Tosi, dia adalah orang Italia yang bekerja mengembangkan software (ECU MotoGP). Kami pun mengubah struktur organisasi kami dan berharap aka nada kemajuan terhadap M1 di musim 2020 nanti,” tutup Lin Jarvis. WIC