BeritaBalap.com-Ada pergeseran nilai dalam perbandingan antara skill balap dari pembalap MotoGP dibanding dengan perfoma motor. Bahwa saat ini, perfoma pacuan itu sangat signifikan. Sehebat-hebatnya skill yang dimiliki, maka akan sulit mengejar rider yang dibekali motor yang spesial.
BACA (JUGA) : Terungkap 2 Alasan Tim MotoGP VR46 Tidak Pakai Ducati Terbaru GP23
Konteks ini yang diungkap Stefan Bradl yang juga test rider alias penguji Honda. Menurutnya, semua ini dikarenakan faktor aerodinamika yang semakin serius diriset tim. Termasuk melibatkan teknisi balap Formula One (F1).
Sekilas informasi saja, catatan top speed atau kecepatan puncak motor MotoGP, tepatnya Ducati sudah menembus 363,3 Km/Jam (Jorge Martin di MotoGP Mugello).
BACA (JUGA) : Bastianini Sebut Eranya Marquez Sudah Berakhir, Sekarang Eranya Pembalap Muda
Bahkan infonya, selain Yamaha yang menggaet Luca Marmorini yang sebelumnya lama sebagai teknisi di tim F1 Ferrari dan Toyota, juga pasukan Honda dan KTM mengajak mekanik-mekanik tim F1 yang mereka punyai atau dalam satu payung koordinasi (Honda Racing dan Red Bull Racing, red).
“Kejuaraan sekarang berkembang sedemikian rupa sehingga sebagai pembalap tidak bisa lagi membedakannya dengan jelas dibanding beberapa tahun lalu, “ucap Stefan Bradl yang berusia 33 tahun dan pernah meraih juara dunia Moto2 (2011).
BACA (JUGA) : Bezzecchi Dalam Tekanan, Nasib Perpanjangan Kontraknya Ditentukan Musim Ini
“Saat tidak ada perangkat dan alat bantu aerodinamika, sebagai pembalap dapat membuat perbedaan yang lebih besar. Dulu 80 persen pembalap, sedangkan 20 persennya motor. Sekarang ini, saya akan mengatakan bahwa 60 persen terdiri dari pembalap dan 40 persen pacuan. Keseimbangan itu pasti telah bergeser, “tambah Stefan Bradl yang dikutip dari Speedweek. BB1