BeritaBalap.com-Johann Zarco pastinya menyesali kondisi terburuk dalam karir balapnya dimana doi harus pensiun dini. Maksudnya, kontrak belum berakhir (harusnya 2020) namun kemudian sepakat diputuskan tahun 2019 lalu. Itupun tidak hingga akhir seri.
Faktanya memang pembalap asal Perancis tersebut sangat sulit beradaptasi dengan Rc16. Berbeda dengan yang dialaminya saat di tim Tech3 Yamaha. Mampu di posisi ke-6 dalam 2 tahun (2017-2018). Bahkan di tahun 2018 sempat memimpin klasemen sementara sebelum terjatuh di seri Le Mans Perancis.
BACA (JUGA) : Zarco Akui Lebih Senang Kerja Bareng Orang Italia Ketimbang Spanyol, Kenapa Ya ?
“Saya membutuhkan gaya mengemudi saya, yang didasarkan pada kecepatan menikung yang tinggi, untuk menjadi sangat cepat. Sayangnya, itu adalah titik lemah dari motor KTM, ”ucap Zarco.
Lebih lanjut, Zarco menyebut bahwa keputusan untuk pindah KTM adalah kemauan mantan manajernya. Padahal saat itu, ada peluang untuk bergabung ke Repsol Honda. Dalam konteks, Zarco menyalahkan bekas manajernya, Laurent Fellon.
BACA (JUGA) : Ini Dia Pacarnya Johann Zarco, Ternyata….
“Saya harus menambahkan bahwa tanda tangan di KTM bukan sepenuhnya pilihan saya sendiri. Mantan manajer saya sangat mendukung transfer ini. Saya sangat percaya padanya. Dan mungkin terlalu percaya diri ini telah menyebabkan keputusan yang tergesa-gesa, “ucap Zarco yang dikutip dari media Motosprint.com.
“Saya punya kontrak 2 tahun. Tetapi ketika saya melihat hasilnya, saya tidak bisa melanjutkan dengan gaya ini. Saya takut kehilangan segalanya. Saya lebih suka mengambil risiko dan mungkin tidak lagi bisa mengendarai motor. Saya ingin mencari cara baru. Dan kemudian sesuatu terjadi pada akhir tahun. Saya tidak bisa bahagia jika saya dibayar karena tidak melakukan apa-apa, “tambah Zarco yang pada akhirnya bergabung di tim Avintia Ducati dan siap dibekali pacuan GP19 (2020). BB1