BeritaBalap.com-Potensi penyelenggaraan balap Kejurnas MotoPrix 2020 di berbagai region memang relatif berat. Maksudnya dalam kondisi pendemi Covid-19 saat ini. Terlebih setelah adanya aturan Protokol Aktifitas yang dikeluarkan dan disosialisasikan IMI.
Utamanya soal balapan tanpa penonton. Kalau kondisi ini memang sangat tidak mungkin direalisasi karena memunculkan kerumunan besar. Andaikata dibatasin jumlahnya dengan aturan social distancing alias jaga jarak, juga sangat sulit. Belum lagi sehubungan kesiapan panitia untuk mengadakan pemeriksaan Covid-19. Soal tes Covid-19 dijamin butuh biaya yang besar, bisa puluhan juta rupiah.
BACA (JUGA) : Ini Aturan Protokol Covid-19 By IMI Saat Ada Balapan
“Berat, Mas kalau balapan tanpa penonton. Nanti yang bayar sewa lintasan, kemudian komsumsi, RC, keamanan dan hadiah pakai uang siapa, “tukas Bambang Haribowo, akrab disapa Bambang Kapten selaku Ketua Umum Pengprov IMI Jatim saat berkomunikasi dengan penulis.
“Bahkan Kejurda Jatim juga batal digelar jika ada larangan tanpa penonton, “tambah Bambang Kapten. Faktanya memang penonton itu sangat penting untuk menutup biaya operasional sebuah event. Bahkan ada target minimal jumlah tertentu dalam pencapaian jumlah penonton.
BACA (JUGA) : Medya Saputra (PP IMI) Selesai Meeting Dengan OMM, OnePrix 2020 Optimis Jalan
Lebih lanjut, ada masukan dari tim yang terlibat dalam pentas MotoPrix 2020. Bahwa harus ada kepastian atau kejelasan soal Kejurnas MotoPrix 2020. Kalau memang batal harus segera diumumkan karena berhubungan dengan kontrak tim ke pabrikan ataupun sponsor. Lebih cepat, maka lebih baik untuk mengatur strategi kedepannya. Itu logika sederhananya.
“Saya harap akan ada kejelasan soal Kejurnas MotoPrix. Jika memang batal, maka tim juga dapat melakukan evaluasi, termasuk pabrikan terhadap tim. Ataupun misalnya jika memang batal, maka ada pengalihan ke balapan lainnya, “terang Hokky Krisdianto, owner-team Honda Duck57. BB1
Tonton VIDEO Tentang Berapa Kisaran Biaya Balap Asia Road Race (ARRC) Selama 1 Tahun :