BeritaBalap.com-Berlanjut. Sama-sama emosi ! Bos tim Repsol Honda Alberto Puig kembali emosional dalam menanggapi respon Manager Motorsports Michelin Pierro Taramasso.
BACA (JUGA) : Fix ! Marc Marquez Absen MotoGP Argentina, Ini Penjelasan Dokter Dalmau
Demikian menyusul insiden serius Marc Marquez yang harus mengalami kembali cedera diplopia (penglihatan ganda pada sebuah obyek) setelah terjatuh dalam sesi warm-up di Mandalika, Minggu pagi (20 Maret).
BACA (JUGA) : Cek Ya ! Ini Jadual MotoGP Argentina Minggu Ini (1-3 April, Dalam WiB)
Oh ya, faktanya memang Puig kerap emosi. Sudah jadi trade-marknya. Kali ini ia marah dengan jawaban Taramasso yang menyebut bahwa tim Repsol Honda tidak beradaptasi dengan kinerja ban yang dipakai dalam MotoGP Mandalika Lombok.
Sekilas informasi saja, ban yang dipakai saat MotoGP Mandalika memang berbeda dengan saat pengujian pramusim sebelumnya (11-13 Februari). Utamanya soal konstruksi rangka ban, kalau kompon sama saja.
BACA (JUGA) : Jelang MotoGP Argentina : Bos KTM Yakin Podium Juara Karena 2 Ridernya Masuk 5 Besar
Alasan Michelin adalah faktor suhu yang relatif panas di Mandalika dan ini sudah dikomunikasikan kepada semua tim. Hanya memang kalimat pedasnya, disebut bahwa Honda tidak dapat beradaptasi seperti tim lainnya. Jawaban Taramasso ini menyusul tudingan Puig yang menyalahakan kinerja Ban Michelin. Konflik ini yang kemudian berlanjut. Makin ramai.
“Tuan Taramasso sepertinya memiliki mentalitas dimana setiap kali seseorang berbicara langsung tentang bannya, maka dia menjadi hipersensitif. Dia tidak mengakui kesalahan di pihaknya dan ini, dari sudut pandang saya, salah dan terlalu radikal. Kita semua membuat kesalahan, bahkan dia, ”tegas Albeto Puig selaku manajer tim Repsol Honda yang dilansir dari Autosport.
BACA (JUGA) : Ai Ogura Jawab Isu Kepindahannya Ke Level MotoGP 2023, Apakah Betul ?
“Dalam track report terakhir saya, maka saya hanya mengatakan bahwa kami seharusnya menganalisis situasi dengan Michelin, itu saja. Agak aneh ketika dia mengatakan, jelas dengan cara yang sopan, bahwa Honda tidak tahu bagaimana beradaptasi”.
“Honda telah beradaptasi dengan banyak perubahan teknis, termasuk regulasi, ban, perpindahan, kelas, dan lain-lain sejak awal kejuaraan dunia pada tahun 1966 dan telah menjadi perusahaan terlama dan tersukses dalam sejarah GP dengan 25 kali juara dunia konstruktor kelas utama dan 21 kali juara dunia pembalap kelas utama. Apakah ini berarti kita tidak tahu bagaimana menyesuaikan diri ? Oke, ini pertama kalinya aku mendengar ini, “tambah Alberto Puig. BB1 (Ket FOTO Lead : Ridertua.com)