BeritaBalap.com- Sebagai peraih juara dunia dua kali bertutur-turut di kategori MotogP dan mewakili kekuatan dominan Ducati, Pecco Bagnaia bisa saja merasa bahwa tidak ada lagi yang bisa dipelajari dari siapapun. Namun, sikap Bagnaia berbeda.
Meskipun memiliki status yang diakui, ia tetap sebagai pembalap yang terus belajar dan berkembang. Bahkan, dia mengakui pentingnya untuk terus memperluas pandangannya dengan belajar dari para pembalap muda, seperti Pedro Acosta.
Bagnaia dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan terbuka terhadap percakapan, meskipun awalnya ia menerima reputasi sebagai sosok yang pendiam. Dia menyatakan bahwa dia tidak suka berdebat dan lebih suka memahami situasi. Menurutnya, menjadi diri sendiri adalah hal yang paling penting, baik di paddock maupun dalam kehidupan pribadi.
BACA JUGA : Direktur Teknis KTM Ungkap 2 Kelebihan Pedro Acosta Dibanding Pembalap RC-16 Lain
“Saya tidak pernah menyangka bahwa para rookie tidak mendapat tempat di depan. Saya selalu berusaha belajar dari para pemula karena mereka selalu menghadirkan sesuatu yang baru dan berbeda. Saat ini, saya mempelajari titik sudut Pedro Acosta,” ujar Pecco.
Pecco lalu menambahkan, “ni adalah gaya baru dan ini mengubah cara anda mendekati tikungan. Dia melakukan pekerjaan dengan baik, tidak memiliki rasa takut atau tekanan. Dia tidak akan rugi apa pun dan hanya bisa bersenang-senang. Ini bekerja dengan baik untuknya. KTM adalah juga kuat tahun ini, bahkan di trek yang tidak kuat di tahun-tahun sebelumnya. Jadi Anda selalu bisa belajar dari orang seperti dia,” imbuhnya.
Selain Acosta, Bagnaia menyebutkan pengalaman serupa dengan Jorge Martin pada tahun 2021. Martin juga menunjukkan kekuatan yang luar biasa sebelum mengalami kecelakaan parah. Oleh karena itu, Bagnaia menegaskan pentingnya untuk terus terbuka dan belajar dari pembalap muda.
“Ini juga terjadi ketika Martin tiba di MotoGP pada tahun 2021. Dia sangat kuat, tapi sayangnya dia terjatuh parah pada balapan ketiganya. Tapi kita harus selalu terbuka untuk belajar dari pembalap-pembalap muda,” pungkas Pecco. Edhot