Tim Honda 260 Narendra Resmi Mundur Dari Balap Nasional 2024, Ada Apa Dengan Policy AHM ?

BeritaBalap.com-Sebetulnya informasi ini sudah diterima langsung penulis saat akhir tahun 2023 lalu. Tetapi pemilik tim Honda 260 Narendra, Fandi Danisyah ingin diberitakan setelah masuk tahun baru 2024 saja. Oke, kita hormati privacy dan keinginan narasumber.

BACA (JUGA) : Juara Nasional Rookie M Diandra Pastikan Keluar Dari Tim ART Jogja, Kenapa Tidak Betah ?

Jadi tim Honda 260 Narendra resmi mundur dari balapan nasional 2024. Tidak lagi balap full series untuk Kejurnas OnePrix, MotoPrix ataupun Honda Dream Cup. Termasuk mereka rajin bersaing di hajatan club event.

koizumi

“Ya, Kita resmi mundur, Om dari balapan nasional 2024, “tukas Fandi Danisyah dalam sebuah kesempatan diskusi yang cukup lama hampir 1 jam-an.

Apa masalahnya ya ? Tidak perlu diceritakan. Tidak cukup menceritakannya dalam waktu 1 x 24 jam. Intinya, rasa ketidakpuasan  yang berkecamuk dan tidak ada apresiasi logis atas apa yang sudah diperjuangkan dan dicapai. Tidak ada empati yang berbuah solusi.

BACA (JUGA) : Bensin Bebasan ! Ini Bahan Bakar Expert Dari Leon Chandra, Bima Aditya Hingga Konar Di Final LFN HP969 Road Race 2023

Banyak kenangan yang diukir tim ini, bahkan pernah menjadi tim terbaik diantara semua tim Honda yang konsen di balap nasional dengan meraih beberapa gelar nasional di MotoPrix, OnePrix dan Grand Final MotoPrix Piala Presiden.

Ini kenangan indah tahun 2022 yang pernah terukir

Mereka juga melahirkan talenta MK Ramadhipa yang musim 2024 ini akan bersaing di Asia Talent Cup 2024 (ATC 2024) atau isunya masuk skuad tim AP250 pasukan Astra Honda Racing Team (AHRT). Sungguh sangat disayangkan ya.

BACA (JUGA) : Wow, Tim ASR By Racetech Paling Banyak Expert 2024 ! Total 4 Rider ! Siapa Saja ?

Catatan kritis penulis, bahwa konsekuensi logis dari keikutsertaan dalam dunia balap itu adalah semakin banyak tim pengguna Honda yang terlibat ataupun semakin populer motor tersebut dipakai pembalap. Paham ya logika common sense atau akal sehat dari konteks tersebut.

Jika kemudian kondisinya stagnan alias tetap itu-itu saja alias tidak bertambah signifikan, maka perlu ada yang dikoreksi dan dievaluasi. Jangan merasa paling benar tanpa melihat fakta empiris di lapangan. Perhatikan suara di lapisan bawah. Jangan egois ! Nobody’s perfect ! Tidak ada yang sempurna di dunia ini ! BB1

Facebook Comments

You May Also Like