Casytha Nathania PARD Pirelli Manahadap Boyolali Road Race 2019 Boyolali : 351 Starter, Pestanya Two-Stroke Lovers

BeritaBalap.com-Beberapa waktu terakhir ini region Jawa khususnya Jateng dan Jabar makin semarak dengan hajatan road race skala kejurda (club-event) yang membuka banyak kelas di segmen kudabesi bermesin 2 langkah alias 2 Tak. Yang aktual atau terbaru adalah Casytha Nathania PARD Pirelli Manahadap Boyolali Road Race 2019 yang dihelat Sabtu Minggu 30-31 Maret di Sirkuit Gokart Boyolali, Jawa Tengah.

Oh ya, konsep sajian race, yakni hari Sabtu kelas fun race dan hari Minggu dengan kelas open. Yang open juga sudah kualifikasi pada Sabtu. Untuk juara umum (kelas poin) justru mengambil kelas-kelas 2 Tak. Alhasil, mesin bakar 2 langkah yang terbukti dimajakan. Oh ya, balapan ini diprakarsai oleh Club Motor Solo (CMS) dan sukses diserbu 351 starter.

BACA (JUGA) : Hasil Juara & Kualifikasi Road Race Boyolali-Jateng, Sabtu (30 Maret)

koizumi

Lebih unik lagi di hajatan ini justru starter di kelas-kelas 2 Tak justru lebih banyak daripada starter di kelas-kelas yang dilombakan di kejurnas alias MP. Pastinya, karena ini kelas 2 tak itu murah-meriah. Konteks ini memang ada juga di tempat lain. Bahkan sudah 1-2 tahun belakangan.

Danung Prasetyo dan Santo Dwi Atmono yang menjadi bagian dari aktor penyelenggaraan road race Boyolali

“Saat ini memang banyak pecinta road race yang cenderung lebih banyak garap motor 2 Tak baik bebek maupun sportnya, jadi ini yang menjadi alasan kami kenapa justru kelas-kelas ini yang kami jadikan kelas point untuk juara umumnya,” jelas Danung Prasetyo dari CMS.

“Juga ini bukan request sponsor, murni ide kami untuk mengapresiasi Two Stroke Lovers atau pencinta mesin 2 tak wilayah Jateng DIY, “timpal Santo Dwi Atmono yang juga menjadi inisiator balap ini.

Data Starter road race Boyolali

Dari total 351 starter tercatat total 143 starter dari kelas-kelas 2 Tak yang itu artinya lebih dari 40%. Wow mantap ! Kemudian kelas-kelas yang biasa ada di kejurnas hanya tercatat 100 starter saja atau hanya 28% saja, itupun mayoritas adalah kelas mix open serta yang mix pemula yang notabene hanya mengacu kelas MP 1 dan MP 2 bukan sama persis.

Hanya 2 kelas saja yang regulasinya sama persis kejurnas adalah Bebek 4T Standard 150cc Pemula Max 16 tahun dan  Bebek 4T Standard 150cc ECU Standard Pemula Max 12 tahun. Kemudian sisanya sekitar 30an% dari total starter ada dari kelas-kelas suporting lainnya termasuk kelas-kelas Mini GP.

Melihat fenomena unik ini, salah satu tokoh lawas pegiat road race Jateng DIY Drs. Lilik Kusnandar yang merupakan mantan pengurus teras Pengprov IMI Jateng merespon positif.

“Bukan sebuah kemunduran dalam perkembangan road race Indonesia, ini justru membuktikan bahwa pecinta road race masih banyak dengan masih minatnya mereka balap justru dengan mesin 2 Tak lawas, selain fanatisme mereka, memang untuk membuat motor balap dengan spesifikasi kejurnas itu biayanya sangat tinggi dan hanya tim-tim yang disupport pabrikan saja yang mampu, karena itulah pecinta road race justru ambil celah di kelas-kelas 2 Tak ini,” jelas pria kocak yang juga didaulat sebagai pimpinan lomba di event ini.

Memang jika menengok entry list di kelas-kelas 2 Tak saat ini sudah mulai muncul beberapa nama-nama seeded kejurnas seperti Tomy Richard dan Willy Hammer yang ikutan nge-gass di kelas ‘Underbone’ di event Casytha Nathania PARD Pirelli Manahadap Boyolali Road Race 2019. Ini artinya sudah bisa dibilang kelas ‘Underbone’ sudah mulai menjadi kelas bergengsi setara kelas kejurnas.

“Juga dengan maraknya kelas-kelas 2 Tak ini justru memudahkan pembalap pemula dan bibit pembalap baru muncul dari kelas yang lebih ekonomis namun bergengsi ini, nantinya juga tim-tim pabrikan saat mencari pembalap pemula juga tak akan melewatkan untuk memantau perkembangan pembalap baru di kelas 2 Tak ini,” tutup Lilik. dnar

Facebook Comments

You May Also Like