Awas Fenomena Sepinya Tim Honda Dalam Balap Nasional, Hanya Andalkan ART Jogja ?

BeritaBalap.com-Jelas dan tegas bahwa 10 besar dalam klasemen expert (OP1) Kejurnas OnePrix 2021, bahwa hanya 1 penunggang Honda. Itu Dicky Ersa (Astra Motor Racing Team Yogyakarta) yang ada di posisi ke-10.

Perfoma Yamaha MX King terbukti begitu spesial. Dominan sekali. Bahkan ada yang menyebut kalau balapan tahun ini one make race MX King. Honda GTR ataupun Sonic 150R belum pernah satu kalipun memeluk podium juara. Ini fakta, ada data validnya.

Nah, konteks ini akan menjadi fenomena yang semakin memuncak dan menarik pada musim depan (2022) ketika beberapa tim Honda memilih untuk menjadi privateer. Pada intinya, mereka merasa bahwa apa yang diterima dari pabrikan, itu tidak sesuai atau sebanding dengan perjuangan kerasa yang dilakukan untuk membuat motor menjadi kompetitif.

koizumi

Faktanyta pula, tim H Putra 969 ataupun tim Honda PARD memilih untuk jadi privateer.  Mereka ingin mencoba peluang prestasi yang lebih terbuka dengan merek lain.

Apalagi ketika probabilitas atau kemungkinan terbesar balap nasional akan concern di Sentul Kecil karena kondisi pendemi Covid-19 yang belum pulih dan pastinya mudah dikontrol saat dipentaskan di Sentul Kecil. Ini alasan sederhana, logis dan memang terbukti aman terkendali di Sentul Kecil.

Pertanyaan kritisnya, apakah kemudian Honda cukup mengandalkan Astra Motor Racing Team Yogyakarta (ART Yogyakarta) saja yang memang kurang greget prestasinya di level seeded tahun ini ? Diklaim terburuk sepanjang sejarah perjalanannya karena memang tidak pernah menembus 5 besar sekalipun.

Catatan penulis, ART Jogja harus mereformasi diri untuk formasi seeded atau expert. Wajib hukumnya jika ingin kembali berprestasi signifikan.

“Kompetisi sekarang makin ketat, Mas. Tidak bisa disamakan dengan era 2019 ataupun sebelumnya. Kemajuan riset mekanik MX King sangat pesat dalam masa covid-19 ini. Honda akan berpeluang ketika kondisi hujan karena memang tidak mengutamakan power, torsi dan handling motor. Pada sisi lain, banyak pembalap di tim Yamaha yang lebih muda dan lebih potensial. Efek pembinaan Honda yang memang fokus ke Internasional, di level nasional menjadi kurang”.

“Kalau menurut saya sehubungan dengan OnePrix 2021, ini berhubungan dengan sasis MX King yang terbukti lebih enak kalau di Sentul Kecil. Belum lagi soal MX King yang dengan enteng saja bermain dengan RPM hingga 15 ribu. Kalau diterapkan di Honda, bisa problem serius mesinnya, “tambah si-A, mekanik senior yang minta disamarkan namanya.

Kita tunggu saja bagaimana divisi Motorsports dari pabrikan Astra Honda Motor (AHM) menyikapi hal ini. Harus ada tindakan lebih lanjut ketika mencermati sebuah fenomena unik yang memang harus disikapi. BB1

Klasemen Akhir OP1 :

Facebook Comments

You May Also Like