Perang Mesin Gendut GDT Racing Vs Mlethiz MBKW2 di Grand Final Motoprix 2018 Surabaya

BeritaBalap.com-Babak penting dari gelaran Grand Final Motoprix 2018 di Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya akan berlangsung akhir pekan ini (24-25 November). Yap, ini penentuan siapa yang berhak meraih juara nasional karena mempertemukan para jawara dari berbagai region.

Nah, dicermati lebih lanjut, hajatan Grand Final Motoprix 2018 Surabaya ini akan didominasi oleh mesin-mesin seeded garapan dua mekanik yang berbasecamp di Sleman, Yogyakarta. Dalam hal ini tuner Gendut GDT Racing dan Mlethiz MBKW2. Mereka berdekatan, tepatnya di Kecamatan Berbah. He he he he….

Oh ya, mereka juga sahabat dekat dan berangkat bersama dari perjuangan nol bersama juragan Knalpot Cream-pie, Tris Wahyudi. So, kalau ada isu aneh-aneh jangan percaya. Percaya penulis saja ! Oh ya (lagi), sebetulnya ada nama mekanik senior Hawadis HDS Racing dengan gacoan Arianto Tarzan (Yamaha QQ Motorsport) yang jawara Motoprix 2018 Kalimantan. Namun sayang, Arianto Tarzan memilih absen karena melangsungkan resepsi pernikahan.

koizumi

Secara hitungan matematis, memang Gendut GDT Racing lebih diuntungkan dari Mlethiz MBKW2 jika mencermati kalsemen akhir Motoprix 2018 Jawa. Wilman Hammar (Yamaha Bahtera racing) sukses memborong juara MP1 (150 cc) dan MP2 (125 cc). Alhasil, poin region yang dibawa saat Grand Final Motoprix 2018 Surabaya nanti lebih diuntungkan.

Nantinya akan dijumlahkan dan keduanya punya porsi yang sama (50 : 50). Lain hal Mlethiz dimana para gacoannya dari Astra Motor Racing Team Yogyakarta (ART Jogja) dibawah posisi 2 besar. Bahkan andalannya, Fitriansyah Kete tidak masuk 3 besar dalam klasemen akhir MP1 dan MP2 Motoprix 2018 Jawa.

Pada bagian lain, padepokan MBKW2 memback-up pacuan-pacuan tim ART Kalimantan, Sidrap Honda dan Yamaha Akai Jaya serta lainnya. Untuk Yamaha Akai Jaya, ada tim khusus yang menangani yang dikomadoi Yogie MBKW2. Jangan salah pendapat ya ! Nah, Gendut GDT Racing juga mengawal Yamaha PRS (Sulawesi), Yamaha Aditama (Kalimantan) dan lainnya.

Tidak perlu tahu berapa hitungan tenaga (Horse Power) dari pacuan yang mereka garap ya. Maklum saja, mereka kerap melakukan dyno-test bersama di padepokan Cream-pie Yogyakarta. Tidak ada yang dirahasia-rahasiain. Misal untuk MP1 bermain di angka sekitar 32,5-32,8 HP. So, tinggal jokinya yang bicara di trek. BB1

Facebook Comments

You May Also Like